Pentingnya Punya Mimpi Sejak Kecil

Pada Desember 1995 ketika usianya 10 tahun, Lewis Carl Davidson Hamilton, mendekati prinsipal tim McLaren, Ron Dennis, pada saat pesta Autosport Awards. Lalu ia mengatakan sesuatu padanya. “Saya ingin menjadi pembalap Anda suatu kali. Saya ingin balapan atas nama McLaren,” katanya.

 Itulah gambaran mimpi Lewis Hamilton yang hari ini merayakan ulang tahunnya yang ke-28. Hamilton lahir pada 7 Januari 1985 di Stevenage, Hertfordshire, England. Nama Lewis disematkan ayahnya karena kekagumannya pada sprinter kenamaan AS Carl Lewis. Sayangnya, saat ia berusia 2 tahun, orangtuanya, pasangan Anthony Hamilton dan Carmen Larbalestier, bercerai. Ia sempat ikut ibunya. Tapi kemudian ikut ayahnya.

Perkenalannya pada balapan mobil dimulai tahun 1991 ketika ayahnya membelikannya mobil mainan yang dikendalikan menggunakan remote control. Ia kemudian ikut balapan mobil mainan itu hingga bisa ikut kompetisi kejuaraan mobil remote control nasional tahun berikutnya. Pada kejuaraan itu ia berhasil mengalahkan peserta yang sudah dewasa.

Ketertarikannya makin besar ketika ayahnya menghadiahinya gokart, hingga kemudian ia bercita-cita jadi pembalap F1 dan bertemu dengan prinsipal McLaren itu saat usianya menginjak 10 tahun. Tiga tahun setelah mengungkapkan keingiannya itu pada tim McLaren, Hamilton benar-benar mampu mewujudkan mimpinya. Ia menandatangani kesepakatan sebagai pembalap muda McLaren dan Mercedez-Benz. Ia menjadi pembalap termuda sepanjang sejarah McLaren.

Kariernya makin melesat. Tahun 2008 ia menjadi juara dunia F1 di bawah bendera McLaren saat usianya masih 23 tahun. “Saya memang dilahirkan untuk balapan dan memenangkannya,” katanya. Begitulah kalau sejak kecil sudah tahu apa yang diinginkannya dan mengejarnya dengan segenap kemampuan.