Selasa, 22 Januari 2013

Membangun Citra Diri Melalui Personal Branding


Pernahkan Anda merasakan bahwa orang-orang yang seharusnya mengenal Anda ternyata tak memahami siapa Anda sebenarnya? Pernahkah Anda merasakan bahwa hubungan-hubungan di dalam kehidupan Anda menyimpang dari cita-cita Anda? Pernahkah Anda merasakan adanya ketidakselarasan yang mengganggu di antara kehidupan pribadi Anda dengan pekerjaan Anda?


Pertanyaan-pertanyaan itu dikemukakan oleh David McNally dan Karl D. Speak dalam buku Be Your Own Brand. Menurut mereka kasus tersebut terjadi karena ada jarak antara persepsi orang dengan kenyataan diri kita sebenarnya. Dan persoalan itu terletak pada personal branding kita yang tidak dikenal oleh orang lain. Atau mungkin karena kita sendiri yang salah “mengampanyekan” siapa diri kita karena personal branding kita yang kurang menonjol.

Di mata kedua penulis itu, setiap orang memiliki sebuah merek (brand), sama seperti produk komersial. “Merek Anda merupakan cerminan dari siapa diri Anda serta apa yang Anda yakini, yang secara nyata telah terungkap dari apa yang telah Anda lakukan dan bagaimana Anda melakukan hal tersebut,” paparnya. Namun kebanyakan dari kita gagal mengembangkan personal branding-nya sehingga banyak kalangan dekat pun tak paham siapa kita dan apa yang kita kehendaki. Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk memperbaikinya.

Kembangkan dan perbaiki merek

Caranya bisa dengan menjawab sejumlah pertanyaan ini. Kompetensi-kompetensi seperti apa yang harus kita berikan dalam kehidupan kita? Standar seperti apa yang dapat kita bangun di atasnya? Style seperti apa yang akan membantu memenuhi dimensi-dimensi yang pelik dari merek kita?

Banggalah terhadap personal branding sendiri

Apabila kita ingin dipandang sebagai sebuah merek pribadi (personal branding) yang kuat, kita harus memutuskan apa yang akan kita pertahankan dan kemudian kita harus mempertahankannya sampai pada tingkat tertentu.

Jangan berpura-pura

Personal branding yang kuat dibangun dengan menentukan pilihan-pilihan secara sadar, berhati-hati dan teliti berdasarkan pada apa yang sungguh-sungguh kita pertahankan. Dan sekali pilihan-pilihan tersebut ditentukan, kita harus bersedia mempertahankannya. Merek yang benar-benar kuat akan mencerminkan nilai-nilai dan pendirian dari pemiliknya.

Konsistensi, konsistensi, dan konsistensi

Apabila kita bertindak berdasarkan suatu sistem kepercayaan yang masuk akal, orang-orang tentu akan melihat konsistensi di dalam tindakan kita dan sejalan dengan itu akan belajar untuk menghargai kita.

Pastikan bahwa kemasan kita mencerminkan isinya Merek kita merupakan suatu persepsi yang tersimpan dalam benak orang lain. Ini berarti bahwa segala sesuatu yang mereka lihat, mereka dengar, mereka pahami, mereka rasakan, bahkan yang mereka ragukan, akan ditambahkan kepada gambaran menyeluruh mereka mengenai kita. Bagaimana pun penampilan kita dan cara kita berbicara dapat menjadi alat yang luar biasa untuk membangun personal branding yang kuat.

Merek-merek yang hebat dapat dikenali dari persahabatan yang mereka pelihara Menjadi merek yang kuat berarti orang-orang memahami bahwa nilai-nilai tertentu merupakan hal esensial agar kita dapat menjadi diri kita sebagaimana adanya. Teman-teman kita tertarik oleh nilai-nilai tersebut. Mereka tidak akan mengubah kita menjadi oran lain. Mereka melihat diri kita sebagaimana adanya dan mereka menghargai kita karena seperti apa diri kita merupakan hal yang relevan dengan kehidupan mereka. Solidaritas tersebut membangun semacam komunitas yang jauh lebih kuat dari komunitas mana pun.

Nah , mau seperti apa diri kita, bisa ditentukan dengan membangun personal branding


_____________

Selengkapnya ada di Majalah LuarBiasa edisi Desember 2011.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar